Mengenal Kota Perdagangan, Tempat Transaksi Kerajaan Nagur Masa Lampau

 

Kota Perdagangan merupakan salah satu daerah Kecamatan yang berada di Kabupaten Simalungun. Kota ini dikenal dengan sebutan Sampan Tao di kalangan etnis Tionghoa dan juga pernah disebut sebagai kota wallet karena banyaknya bangunan wallet di daerah itu. Kota ini merupakan kota yang sangat menarik untuk ditelusuri keberadaannya.

Seperti namanya yang berarti dagang, kota Perdagangan memang dikenal dengan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan berdagang. Uniknya, mengapa daerah tersebut disebut dengan Kota Perdagangan dan mengapa pula kalangan etnis Tionghoa lebih suka menyebutnya dengan nama Sampan Tao? Mari kita simak penjelasannya.

Sejarah Kota Perdagangan

Seperti namanya, Kota Perdagangan merupakan lokasi transaksi dagang para raja Simalungun dengan bangsa asing pada masa lampau.  Diketahui bahwa kota Perdagangan memiliki sungai yang cukup lebar karena merupakan pertemuan dari tiga sungai asal Simalungun atas (kawasan dataran tinggi). Sungai tersebut bermuara ke Selat Malaka yang dahulu merupakan jalur dagang internasional.

Terdapat cerita bahwa dahulu kira-kira dibawah tahun 1910 di kota Perdagangan terdapat sebuah pabrik getah milik penjajahan Belanda yang saat ini lokasinya berada di sekitar lingkungan Lorong Mesjid, Kelurahan Perdagangan I dan pengusahaannya dipercayakan kepada Tan Hong Seng dan inilah awal cikal bakal berdirinya kota Perdagangan.

Setelah hasil produksi kebun karet  meningkat, maka tenaga kerja pun semakin bertambah dan penyediaan bahan pokok untuk makanan sehari-hari juga semakin meningkat pula. Pada saat itu, bahan pokok makanan di suplai dari kampung tetangga yakni Kampung Kedai Bawah, yang saat ini daerahnya masih ada di sekitar Nagori Marihat Bandar, Kecamatan Bandar.

Karena masih minimya infrastruktur dan transportasi kedua daerah tersebut pada saat itu cukup jauh untuk ditempuh dan biasanya transportasi masih melalui jalur sungai Bahbolon dengan menggunakan sampan. Guna mempermudah persediaan makanan pokok, pihak pabrik pun berinisiatif mengundang para pengusaha bahan pokok untuk berjualan di sekitar pabrik tersebut dengan iming-iming akan dibuatkan fasilitas rumah.

Seiring berjalannya waktu, aktifitas semakin bertambah, masyarakatpun semakin banyak yang datang dan tinggal di sekitar pabrik. Pihak pabrikpun akhirnya membuat perkampungan baru dengan diberi nama Perdagangan, nama ini diambil karena awalnya pabrik mengundang para pedagang untuk berdagang ke lokasi tersebut. Dan akhirnya berkembang menjadi seperti sekarang ini

Beberapa literatur menyebut Kota Perdagangan Sumatera Utara menjadi daerah transaksi komoditas unggulan masyarakat tradisional kerajaan dengan bangsa asing. Sungai tersebut cukup luas sehingga akses transportasi dagang Dinasti Tiongkok lancar. Sungai di Perdagangan menjadi tempat berjualan Kerajaan Nagur. Transaksi karet balata (karet merah) dari Kerajaan Nagur dengan Tiongkok terjadi disana.

Perlu diketahui, Kerajaan Nagur merupakan kerajaan Simalungun yang berdiri sejak abad ke-5. Kerajaan Nagur merupakan cikal bakal berdirinya 7 kerajaan di Siantar dan Simalungun pada abad ke-13.

Disebut Dengan Sampan Tao

Kalangan etnis Tionghoa lebih suka menyebut kota Perdagangan dengan kata Sampan Tao (tempat berdagang dengan perahu kayu), sebab menurut cerita orang tua-tua dulu, pada saat itu angkutan darat sangatlah jarang ditemui disana. Kebanyakan masyarakat untuk berdagang dan berinteraksi selalu memakai jasa angkutan air yakni dengan menggunakan sampan. Karena kala itu pedagang lebih didominasi dari kalangan etnis Tionghoa mereka menyebut kota Perdagangan dengan kata Sampan Tao yang artinya kepala sampan. Dan sebutan tersebut melekat sampai saat ini.

Dari cerita tersebut, kemungkinan kata-kata Sampan Tao sudah ada sejak lebih dari seratus tahun yang lalu. Ini dapat ditandai dengan adanya Vihara yang usianya sudah mencapai lebih seratus tahun lebih. Dan sampai saat ini Vihara tersebut masih berdiri kokoh serta masih difungsikan untuk kegiatan agama bagi kalangan etnis Tionghoa.

Hanya saja, belum ada dokumen valid mengenai kapan berdirinya daerah yang secara administratif berada di wilayah Kecamatan Bandar. Itula penjelasan tentang sejarah Kota Perdagangan Sumatera Utara dan asal usul namanya, semoga bermanfaat.

Komentar

  1. sampe sekarang kayaknya bangunan kota perdagangan kayak jaman tempo dulu ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Tempat Wisata Sukabumi Instagramable yang Wajib Kamu Kunjungi

13 Rekomendasi Tempat Wisata Bogor yang Indah dan Menawan

Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Petualangan di Tempat Wisata Unik